Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan lakukan Penanaman Padi
Sebatang dan Pencanangan Pertanian Organik di Jorong Koto Agung Nagari Sungai
Duo Kecamatan Sitiung, Selasa (12/2). Acara tersebut merupakan salah satu
langkah Bupati untuk terus memotivasi petani dalam upaya peningkatan produksi
beras di Kab. Dharmasraya.
Bupati dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang
sangat tinggi kepada petani di Koto Agung bersama dengan penyuluh lapangan dan
jajaran Dinas Pertanian atas tekad dan semangat yang tinggi dalam upaya
peningkatan produksi beras.
“Saya yakin apabila kerjasama dari Bapak/ibu petani
dengan Dinas pertanian, dan tim di lapangan untuk terus meningkatkan produksi
beras, maka Dharmasraya akan dapat mencapai target produksi beras nasional.
Nasib Dharmasraya tergantung dari Petani.” ujar Bupati.
Bupati juga meyakinkan petani, tentang banyaknya
bantuan-bantuan dari pemerintah untuk petani, baik di tingkat kabupaten,
provinsi, maupun pusat. Hanya saja tentunya bantuan itu bertahap dan sesuai
dengan prosedur.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Afdal
J.P Tamsin, bantuan-bantuan untuk petani itu selalu ada. Seperti penanaman padi
sebatang tahun ini merupakan bantuan SL PTT dana kontigensi. “Seluruh petani
mendapat fasilitas bantuan, minimal bantuan benih bersubsidi. Untuk tahun ini,
bantuan benih bersubsidi itu mencapai 6000 ha areal sawah, dan ada juga bantuan
tanam sebar lebih kurang 500 ha. Selain itu juga ada bantuan irigasi di tingkat
petani seluas 3500 ha.” ujar Afdal.
Selain itu menurut Afdal, untuk mensukseskan program
nasional peningkatan produksi beras, Dinas Pertanian Kab. Dharmasraya terus
berupaya melakukan program-program strategis baik dalam hal pengembangan maupun
pemantapan. Seperti optimalisasi lahan dengan cetak sawah baru yang tahun lalu
dibuka seluas 500 ha di Jorong Taratak Koto Tuo Nagari Siguntur Kecamatan
Sitiung.
Hal tersebut juga dibenarkan ketua panitia acara
Pariyoto, tahun ini beberapa Poktan mendapat bantuan SL PTT dan Kontigensi.
“Bantuan-bantuan dari pemerintah sangat membantu petani dalam menekan biaya
produksi beras. Kami berharap bantuan-bantuan tersebut dapat terus berlanjut.
Hal ini, selain dapat menekan biaya produksi, juga sebagai motivasi bagi petani
untuk terus dapat meningkatkan produksi padi dan tidak melakukan alih fungsi
lahan,” ujar Pariyoto.
Terkait dengan alih fungsi lahan, Bupati dalam wawancara
khusus pada kesempatan yang sama, meyakinkan Petani bahwa pertanian padi jauh
lebih menjanjikan dari pada berkebun. Hal ini dikarenakan harga komuditas
pertanian yang tidak stabil dan cenderung menurun. Sementara harga padi selalu
mengalami peningkatan.
Di samping itu kualitas beras produksi Dharmasraya juga
tidak kalah dengan beras Solok yang sudah mendapat nama. Misalnya saja beras
Dara Jingga yang selalu banyak diminati dan laku dipasaran. Tinggal saja,
bagaimana Dinas Pertanian, Koperindag, dan Bappeda dapat melakukan promosi dan
pakejing, sehingga beras tersebut dapat semakin memiliki daya jual dan mampu bersaing
dengan beras dari luar Dharmasraya.
Selain itu, acara tanam padi sebatang kali ini juga
sekaligus pencanangan pertanian organik yang dirintis oleh Komunitas Pertanian
Organik di Koto Agung. Menurut Pariyoto, pertanian organik ini, berawal dari
mahalnya harga pupuk kimia. Walaupun hasil bertambah, tapi biaya produksi juga
bertambah. “Karena ini mengurangi pemakaian pupuk kimia, kami bersama
mahasiswa, praktisi, sekolah lapang membuat pupuk organik. Dengan tekat
meningkatkan produksi, dan menekan biaya, serta ingin kembali menggalakkan
pertanian organik seperti yang dilalukan pendahulu-pendahulu di masa lalu”.
Menurut Ali Amran, salah seorang praktisi sekolah lapang,
dalam uji coba sekolah lapang, hasil pertanian mampu ditingkatkan dari hanya
4-5 ton menjadi 8,16 ton. Untuk itu, diharapkan petani dapat mengikuti anjuran
dan saran dari sekolah lapang, sehingga produksi beras dapat di tingkatkan.
Turut hadir dalam acara tersebut Asisten Bidang
Pemerintahan Drs Irsyad, Asisten Adm Umum Leli Arni,S.Pd, sejumlah Kepala SKPD,
camat, wali nagari, gapoktan, THL, dan petani di Jorong Koto Agung.