SEJARAH
Nama kabupaten ini diambil dari manuskrip yang terdapat pada prasasti Padang Roco, dimana pada prasasti
itu disebutkan Dharmasraya sebagai ibukota dari kerajaan Melayu waktu
itu. Kerajaan ini muncul setelah kejatuhan kerajaan Sriwijaya
di abad 13-14, dimana daerah kekuasaan kerajaan ini merupakan wilayah kekuasaan
kerajaan Sriwijaya sebelumnya, yaitu mulai dari Semenanjung Malaya hingga Sumatera.
Hal ini dapat dibuktikan dari Prasasti
Grahi di Chaiya,
selatan Thailand
serta catatan dalam naskah Cina yang berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志)
karya Zhao Rugua
tahun 1225.Dan kemudian kerajaan ini menjalin hubungan dengan Kerajaan Singasari,
sebagaimana yang terpahat pada Prasasti Padang Roco. Selain itu nama Dharmasraya juga disebutkan dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit, Nagarakretagama sebagai salah satu daerah vasal. Kabupaten Dharmasraya ini merupakan salah satu dari 3 kabupaten baru hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung sebelumnya, yang dibentuk berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Dharmasraya, kabupaten Solok Selatan dan kabupaten Pasaman Barat di provinsi Sumatera Barat, dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004.
GEOGRAFIS
Secara geografi Kabupaten Dharmasraya berada di ujung tenggara Provinsi Sumatera Barat, dengan topografi daerah bervariasi antara berbukit, bergelombang, dan datar dengan variasi ketinggian dari 100 m - 1.500 m di atas permukaan laut. Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Dharmasraya berjenis Podzolik Merah Kuning (PMK), dengan penggunaan lahan yang didominasi untuk peruntukan hutan hujan tropik seluas 133.186 Ha (44,98 %) dan lahan perkebunan seluas 118.803 Ha (40,12 %) sedangkan untuk penggunaan lain sebesar (14.90 %). Suhu udara di kabupaten ini berkisar antara 21 °C – 33 °C dengan rata-rata hari hujan 14.35 hari per bulan dan rata-rata curah hujan 265,36 mm per bulan.
PEMERINTAHAN
Aktivitas pemerintah daerah Kabupaten Dharmasraya secara resmi setelah dilantiknya Penjabat Bupati Dharmasraya pada tanggal 10 Januari 2004 dan sejak tanggal 12 Agustus 2005 Kabupaten Dharmasraya telah memiliki bupati definitif hasil Pilkada secara langsung, yaitu H. Marlon Martua Dt. Rangkayo Mulie, S.E. dan Ir. Tugimin sebagai wakilnya. Dalam pilkada tahun 2010 terpilih bupati baru Dharmasraya, H. Adi Gunawan, M.M. dan H. Syafruddin R. sebagai wakilnya.
PERHUBUNGAN
Kabupaten ini berada di persimpangan Jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Padang, Pekanbaru, hingga Jambi.
POTENSI DAERAH
Kabupaten Dharmasraya berkembang sebagai salah satu penghasil kelapa sawit . Di samping itu, kabupaten ini juga merupakan produsen berbagai jenis tanaman keras lainnya, seperti kulit manis, karet, kelapa, gambir, kopi, cokelat, cengkih, dan pinang. Lahan perkebunan di sana lebih didominasi karet dan sawit. Penghasil kelapa sawit paling banyak di kabupaten ini adalah Kecamatan Sungai Rumbai.
Selain itu terdapat potensi tambang yang hingga detik ini belum tergarap, yakni batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, emas, lempung kuarsit, dan sebagainya. Kabupaten ini masih baru dan masih dalam tahap mengembangkan diri dengan membuka peluang investasi seluas-luasnya. Ditunjang dengan posisi strategisnya di Sumatera (dilintasi Jalur Lintas Tengah Sumatera sepanjang 100 km), maka Dharmasraya cepat menjadi kawasan yang maju dan tumbuh sebagai wilayah perdagangan dan jasa. (Sumber: Kompas dan sumber lainnya)
OBYEK SITUS/BENDA CAGAR BUDAYA
- Prasasti Padang Roco
- Situs Candi Pulau Sawah
- Rumah Gadang Siguntur
- Rumah Gadang Pulau Punjung
- Rumah Gadang Padang Laweh